Jejak di Antara Bintang
Di suatu malam yang gelap, ketika bintang-bintang berbisik tentang rahasia alam semesta, dua jiwa terpisah bertemu.
Raka, seorang peneliti astronomi yang tengah mengejar jejak komet langka, berjalan sendirian di atas bukit. Cahaya bintang memantul di matanya yang lelah, menciptakan kilauan di sudut mata. Ia merasa kecil di hadapan kebesaran alam semesta.
Sari, seorang seniman yang mencintai malam, duduk di bawah pohon tua. Kuasnya meluncur di atas kanvas, menciptakan galaksi-galaksi imajinernya. Ia merasa terhubung dengan setiap bintang yang berkedip di langit.
Keduanya tak sengaja bertemu di bawah langit yang sama. Raka terpesona oleh lukisan Sari yang menggambarkan alam semesta. Sari terpesona oleh cerita Raka tentang komet yang berlayar di antara bintang-bintang.
Mereka berbicara tentang jejak komet yang menghilang dan muncul kembali. Tentang bagaimana komet-komet itu meninggalkan bekas di langit, meski hanya sesaat. Raka bercerita tentang penelitiannya, dan Sari menggambarkan jejak komet dalam lukisannya.
“Komet adalah pelari malam,” kata Sari. “Mereka membawa pesan dari luar angkasa, dan kita hanya bisa menangkap jejak mereka sebentar.”
Raka dan Sari memutuskan untuk mengikuti jejak komet bersama. Mereka berjalan di atas bukit, mengamati langit, dan berbicara tentang arti hidup. Raka belajar melihat lebih dari sekadar angka-angka di teleskop, dan Sari belajar melihat lebih dari sekadar warna-warna di paletnya.
Malam demi malam, mereka mengikuti jejak komet. Jejak yang tak pernah sama, tapi selalu membawa keajaiban. Jejak yang mengajarkan mereka tentang keberanian, ketidakpastian, dan keindahan.
Ketika komet terakhir menghilang di ufuk timur, Raka dan Sari tahu bahwa jejak itu akan selalu ada di hati mereka. Jejak yang menghubungkan dua jiwa yang berbeda, dua dunia yang berbeda, di antara bintang-bintang.

Comments
Post a Comment